06 December 2004
Muhammad Eksan memupus harapan PSIS untuk meraih angka, setelah sundulan kepalanya membuat tuan rumah PSS Sleman unggul tipis 1-0 pada pertandingan terakhir Liga Indonesia musim ini di Stadion Tridadi, Sleman, Minggu (5/12) kemarin.
Satu-satunya gol tuan rumah yang tercipta pada menit ke-75 melalui sundulan kepala pemain depan itu mestinya tidak terjadi, apabila pemain belakang Laskar Mahesa Jenar bermain cermat dalam menjaga lawan. Muhammad Eksan mencetak gol karena lolos dari kawalan para pemain belakang PSIS.
Eksan yang berdiri bebas, berhasil memanfaatkan bola muntah. Gol ini berawal dari tembakan keras Wahyu Teguh yang membentur mistar gawang PSIS. Bola muntah langsung ditanduk Eksan yang tidak terkawal, memaksa kiper I Komang Putra memungut bola dari dalam jalanya sendiri.
Gol yang tercipta pada menit ke-75 ini membuat pemain belakang PSIS dan Komang Putra terkejut, karena tidak menyangka bila Eksan yang berdiri agak jauh dari gawang mampu menyundul bola dan masuk. Padahal selama 45 menit babak pertama, pertahanan Laskar Mahesa Jenar sangat solid.
Ketatnya pertahanan PSIS ini sempat membuat Seto Nurdyantoro dkk frustrasi. Serangan yang mereka bangun dari bawah selalu kandas setelah berhadapan dengan Eko Purjianto dan kawan-kawan.
Tapi, bukan pelatih Daniel Roekito bila tidak bisa memecahkan kebuntuan tersebut. Memasuki babak kedua, Marcello Braga, Slamet Riyadi dan Yuniarto Budi langsung ditarik keluar lapangan dan masuk M Eksan, Bona Simanjuntak serta Wahyu Teguh.
Tampaknya strategi yang diterapkan pelatih asal Rembang ini cukup jitu. Terbukti lini depan tuan rumah semakin merepotkan pertahanan PSIS.
Hasilnya, apa yang dikhawatirkan anak-anak asuhan Herry Kiswanto terbukti setelah pada menit ke-75 sundulan kepala Eksan tidak mampu ditangkap dengan baik oleh I Komang Putra, yang masuk menggantikan Agus Murod Alfarizi.
Gol ini langsung disambut tepuk tangan ribuan suporter yang memadati Stadion Tridadi, Sleman. Ribuan suporter PSS yang tergabung dalam wadah Slemania ini tak hanya bersorak sorai, tapi juga membunyikan petasan dan menyulut kembang api.
Ketinggalan 0-1, pelatih PSIS Herry Kiswanto mencoba mengubah strategi dengan menarik Indriyanto Nugroho dan M Irfan, masuk Roberto Kwateh dan Khusnul Yakin. Tetapi tampaknya upaya itu tidak bisa meredam semangat tuan rumah. Yang terjadi, permainan berubah keras sedikit kasar.
Akibat permainan keras tersebut, wasit yang memimpin jalannya pertandingan, Setiyono, sampai harus mengeluarkan lima kartu kuning dan satu kartu merah. Tiga kartu kuning diberikan kepada Deca Dos Santos, Yuniarto Budi dan Rudi Widodo ketiganya dari PSS.
Sedangkan dua kartu kuning diberikan kepada PSIS, yakni Riswandi, Esaiah Pello Benson. Abdoulaye Djibril dikartu merah setelah sebelumnya mendapat kartu kuning kedua.
[ by : dari www.suaramerdeka.com ]
