09 August 2004
Gol Marcello di menit 30 babak pertama di anulir wasit. Macello pun mencetak gol ke dua ke gawang Deltras pada menit 85 lewat titik putih pinalti. Sorak gemuruh Slemania mengiringi lahirnya gol Marcello, sekaligus membawa PSS selamat dari kekalahan.
Tampil di depan ribuan Slemania, PSS akhirnya gagal mempersembahkan kemenangan setelah di tahan imbang oleh tim papan bawah Deltras Sidoarjo. Tidak ada yang jelek dalam penampilan ke dua klub tersebut. Paling tidak permainan terbuka yang di peragakan masing-masing tim membuat serangan demi serangan silih berganti.
Tertahannya PSS oleh tim Deltras seolah menjadi ajang balas dendam tim Jawa Timur untuk PSS. Mengapa tidak, PSS yang dalam tour ke Jawa Timur yakni Surabaya dan lamongan mampu merampas 4 point di sana kini giliran tim dari Jawa Timur Deltras sidoarjo yang membalasnya.
Marcello Selamatkan PSS
Sebenarnya pemain PSS sudah memberikan permainan yang mengesankan. Namun keberuntungan belum berfihak pada tuan rumah PSS. Tengok saja pertandingan baru berjalan 51 detik, gawang Deltras terancam oleh aksi Ndolar Blaise, tembakan kerasnya dari dalam kotak pinalti masih melenceng sedikit di atas kiri gawang Fredi Herlambang. Dan beberapa peluang lainnya ( baca dari menit ke menit ).
Di babak pertama ini, permainan berjalan seru dan menegangkan beberapa peluang emas yang di peroleh pemain PSS selalu kandas di barisan pertahanan Deltras Sidoarjo yang di galang Denilson, Jhon Scarlet dan Suroso. Merasa selalu gagal dalam penyerangan, pemain PSS malah nampak begitu frustasi untuk bisa menjebol gawang lawan. Dan terus meningkatkan tempo permainan. Namun aksi ini sis-sia. Skor tidak berubah hingga turun minum.
Setelah turun minum dan pertandingan baru berjalan beberapa menit Deca harus di tarik keluar karena mengalami cidera dan di hantikan oleh Yuniarto Budi. Masuknya pemain pengganti ini belum membuahkan hasil. Daniel Roekito kemudian memasukkan M.Eksan menggantikan Ndolar Blaise.
Masuknya Eksan ini sedikit mengubah permainan PSS. Beberapa peluang emas nyaris membuahkan gol jika saja Eksan sedikit agak tenang dalam menyelesaikan tugas akhirnya. Namun sayang, di tengah gencar-gencarnya PSS melakukan serangan, M. Ansori harus di tarik keluar karena mengalami cidera otat. Perannya kemudian di gantikan oleh Fajar Listiantoro.
Tapi sayang, terus melakukan tekanan, akhirnya pemain belakang PSS lengah dan justru menguntungkan Deltras. Sebuah aksi individu yang di peragakan oleh Aleandro gagal di patahkan Kahudi, dan kiper Joice Sorongan pun harus rela gawangnya terkoyak di menit 75.
Rekor belum terkalahkan di kandang hampir saja pecah jika pemain belakang Deltras tidak melakukan pelanggran dengan menyentuh bola menggunakan tangan di dalam kotak pinalti. Marcello yang bertugas mengeksekusi pinalti akhirnya mengubah kedudukan 1-1 di menit 85. Kedudukan sama kuat 1-1 hingga wasit meniup panjang peluitnya.
Terkurasnya Stamina
Hasil draw ini mesti kudu di evaluasi total oleh pelatih dan perangkat tim lainnya. Ambisi untuk selalu menang di kandang bisa saja pupus jika tidak segera melakukan pembenahan. Pelatih harus bisa melihat kondisi terakhir para pemainnya untuk bisa tampil penuh.
Gol yang di ciptakan oleh pemain Deltras yang begitu mudah sangat di sayangkan oleh segenap Slemania. Namun apa boleh di kata, stamina yang terkuras habis di Jawa Timur belum pulih benar. Masa istirahat yang terkesan mepet menjadi faktor kelelahan pemain PSS. “Kita kurang istirahat, capek nya aja belum hilang, ini malah harus main lagi, apalagi dari Lamongan kita pulang naik Bis” kilah Kahudi, stoper yang salah antisipasi sehingga pemain Deltras mampu mencetak gol.” Saya mau sleding bola, ternyata malah tidak kena” ungkap Kahudi dengan nada lirih.
Mengomentari hasil imbang ini, pelatih Danile Roekito nampak kecewa. Raut mukanya menunjukkan bahwa ia tidak puas dengan perolehan satu angka. “itulah sepakbola". Kata yang keluar pertama kali dalam keterangannya kepada pers. "Deltras main disiplin dan bekerja sangat keras dengan selalu naik turun” tambahnya. Gol ke gawang timnya ia nilai tidak perlu terjadi jika pemain belakang tidak terlalu sering naik ke depan. “ Pemain nampaknya frustasi ingin cepat bikin gol sehingga Kahudi sering naik ke depan” sambungnya lagi.
Secara terpisah pelatih Deltras Yusak Sutanto merasa timnya di kerjai wasit. “wasit terlalu memihak tuan rumah” Komentarnya singkat dengan nada agak emosi. “Jika wasit begini bisa saja MU (Mancester United ) kalah dari PSS “ tambah official Deltras lainnya dengan nada tinggi.
Slemania Tetap Berbesar Hati
Bagaiamana tanggapan Slemania atas hasil ini?.Sigit Broto salah satu pengurus Slemania mengatkan bahwa sebenarnya kali ini PSS layak untuk kalah. Faktor fisik yang belum prima menjadikan pemain sulit untuk mengembangkan permainan. Namun hasil imbang yang di peroleh PSS lewat gol Marcello di menit-menit akhir sangat si sayangkan. Ini akan membuat imej bahwa tuan rumah selalu di untungkan wasit. Meskipun sebenarnya pemain belakang memang menyentuh bola dengan tangannya.
Lain halnya dengan Binanto, staf Slemania yang biasa mengurusi loket Slemania. Ia menilai hasil seri ini akan menjadi pelajaran untuk perangkat tim agar jangan cepat puas dengan hasil yang telah di capai sebelumnya. Namun demikian, dirinya tetap berbesar hati menerima hasil ini.
Formasi Tim
PSS: Joice Sorongan, Nugroho Andriyanto, Kahudi WW, M.Soleh, Slamet Riyadi M.Ansori/Fajar Listiantoro,Deca dos Santos/Yuniarto Budi, Ndolar Blaise/M.Eksan, Seto Nurdiantoro, Anderson Alexander dos Santos, Marcello Braga.
Deltras: Fredi Herlambang, Jhon Scarlet, Suroso, Denilson, Ebenje Pudolf, Jefri Dwi Hadi, Mursid Money/Dwi Joko, Aleandro/Ebanda Timothe, Jimi Suparno (C), Fabio Marcos, Nur Cholik/M.Zaenal Ichwan.
[ by : Susilo Aris Nugroho ]