29 October 2004
Mulai Ligina 8, kita harus mengakui dan menyadari bahwa PSS merupakan salah satu klub yang memakai "jasa" wasit atau yang istilah kerennya "NT". Ini bisa dilihat dari berbagai keputusan kontroversial wasit. Saya mengakui bahwa saya termasuk yang "bangga" bila PSS menang apapun caranya, bahkan dengan alibi "Ah, di tandang juga dikerjain". Semakin lama bahkan PSS semakin "kuat", bahkan di beberapa pertandingan luar kandang pun PSS tidak mungkin malah sebaliknya. Ligina 9 yang jelas tampak hal tersebut. Peringkat 4 adalah peringkat yang semu. Tidak hanya PSS, beberapa klub pada kompetisi akhir juga memiliki peringkat semu. Ligina 10 sekarang juga masih meskipun tidak semencolok Ligina 9. Saya tidak mengacuhkan kinerja pemain, pelatih dan suporter serta manajemen dalam keberhasilan tim kesayangan kita ini. Pemain, pelatih dan manajemen berkerja dalam tekanan suporter dan masyarakat untuk mendapat prestasi yang bagus. Inilah yang mungkin menjadi penyebab "NT" tadi muncul selain kepentingan individu dan golongan. Kita harus mulai sebuah perubahan. Kita harus "bangga" dan puas dengan sebuah kemenangan murni kerja keras tim. Kita mungkin juga harus rela bila tim kita degradasi bila secara teknis kalah bersaing dengan tim lain (ini yang sangat sulit, bahkan juga untuk saya). Tetapi bisakah kita memulai semua perubahan yang nantinya niscaya akan memajukan sepakbola Indonesia ini dari Sleman? Bila kita dan semua klub Indonesia tetap begini maka akhir jaman pun Indonesia tidak akan maju dalam sepakbola. Ini sebuah pemikiran dari saya
[ by : benny hendityas ]