Web Komunitas Suporter Slemania | Kamilah Jiwa - Jiwa yang Tidak Terkalahkan

Supported by: LigaIndonesia.com | Bukan Berita Bola Biasa

VOTING

sembari menunggu siapa pelatih yang akan menukangi PSS musim ini. Mari voting siapa pilihan anda ?








Pikirkan Pemain Muda Kita

19 August 2005

Dahulu, boleh jadi remaja-remaja di Sleman bermain bola sekedar menyalurkan hobi atau sebagai pengisi waktu luang. Tapi sekarang, dengan niat, kerja keras, dan ketekunan berlatih, jalan untuk menjadi pemain sepakbola terkenal dan sukses ada di depan mata. PSS yang malang melintang di Liga Indonesia menjadi pintu gerbang untuk unjuk kebolehan mengolah si kulit bundar dan bahkan menjadi pemain nasional.

Selama ini PSS cukup memberikan tempat bagi beberapa pemain remaja Sleman untuk magang, dan merasakan kerasnya latihan tim Liga Indonesia. Pada tahun 2001, ketika PSS masih menapak di divisi utama, nama-nama pemain muda potensial seperti M.Ansori, Slamet Riyadi, ataupun Kahudi Wahyu Widodo bukanlah apa-apa. Tapi sekarang mereka adalah pilar tim PSS yang disegani dan dikenal secara luas oleh publik sepakbola nasional.

Sayangnya sejak pemain angkatan 2001, tak ada lagi pemain muda yang sukses diorbitkan PSS sebagai pemain sekualitas pemain Liga Indonesia. Risdianto, Agus Purwoko, dan sederet pemain eks tim PSS junior harus tersingkir dari tim setelah bergantian magang selama setahun. Tuntutan prestasi dan kemenangan membuat mereka tidak mendapat kesempatan merasakan bermain di Liga Indonesia.

Melihat kenyataan tersebut, diperlukan langkah strategis yang perlu diambil oleh pihak manajemen agar kehadiran PSS bisa juga melahirkan pemain hasil pembinaan kompetisi lokal. Pemain-pemain muda yang magang harus diberikan kesempatan dan bantuan untuk bisa berkembang, dengan memberikan pengalaman bertanding sebanyak-banyaknya.

Kesempatan tersebut tidak mutlak harus bertanding untuk PSS di kompetisi Liga Indonesia, tapi bisa juga dengan meminjamkan pemain kepada tim-tim divisi dua dengan syarat mutlak harus dimainkan oleh tim yang meminjam. Selain cara tersebut, bisa juga pemain magang dan cadangan dimainkan dalam satu tim dan aktif berujicoba dengan tim-tim divisi dua tersebut atau bahkan diikutkan dalam kompetisi lokal.

Dengan kesempatan bermain tersebut, diharapkan hasil latihan tidak sia-sia dan memberikan pengalaman mental dalam sebuah pertandingan. Bagaimanapun, bermain dalam sebuah pertandingan akan berbeda rasanya dengan saat memainkan game latihan. Tanpa upaya tersebut, saya takut bakat-bakat potensial yang ada dalam remaja-remaja Sleman hanya akan hilang dimakan usia.

[ by : Pei Istanto ]

<< back to index

Komentar

tambah komentar