02 February 2004
Bebas, bebas, bebaskan Ferry.
Bebaskan Ferry, sekarang juga !"
Saya ikut berempati saat TV menayangkan ratusan jurnalis Jakarta berdemo, meneriakkan yel-yel di atas, di bundaran Hotel Indonesia. Mereka menuntut pembebasan kameraman RCTI yang kini masih disekap GAM dan jadi komoditas tarik ulur dengan TNI di bumi Aceh sana. Saya sebagai suporter sepakbola (pemegang rekor MURI sebagai Pencetus Hari Suporter Nasional 12 Juli) selain terbelit rasa sedih dan haru, saya saat itu pun juga ikut bangga karena yel-yel para pendemo itu diadopsi dari yel-yel suporter sepakbola.
Sejarah baru menanti para suporter sepakbola Indonesia. Kini tiba saatnya kita harus proaktif mengambil bagian, dengan menularkan kreasi gubahan yel dan lagu, guna ikut mengobarkan gerakan mahasiswa dan aktivis demokrasi untuk menyelamatkan bangsa dan negara ini dari kehancuran yang lebih parah lagi. Misalnya gerakan memerangi korupsi, gerakan antipolitisi busuk dalam Pemilu 2004 mendatang, sampai gerakan menangkal konspirasi model Orba, yaitu penetrasi lembaga intel ke daerah-daerah yang berpotensi memberangus demokrasi.
Untuk maksud di atas, gerakan dapat mengadopsi kreativitas suporter Liga Inggris. Mereka punya ratusan lagu, bahkan seringkali terdapat lagu-lagu gubahan yang khusus didedikasikan kepada seorang pemain. Sekadar contoh, inilah lagu suporter Manchester United yang didendangkan seirama lagu Brown Girl in the Ring-nya Boney M. untuk mengelukan jago tembak mereka asal Belanda :
Ruud van Nistelrooy, la.. la.. la..la,
Ruud van Nistelrooy..la..la..la..la..la,
Ruud van Nistelrooy, la..la..la..la..la,
He’s Dutch, and scores a lot of goals !
Atau refrain dari lagu Season In The Sun (di Indonesia dikenalkan lagi oleh Westlife) dipakai saat itu oleh suporter MU untuk menyambut gelandang gundul elegan yang "no hair" asli Argie alias Argentina :
We had joy, we had fun,
Juan Sebastian Veron.
He’s got style, but no hair
He’s an Argie, (and) we don’t care !
Untuk demo antikoruptor dan antipolitisi busuk, liriknya tinggal diubah secara kreatif dengan mencantumkan nama oknum hitam bersangkutan. Lalu kita nyanyikan di saat demo, di jalanan, di depan kantor atau rumah mereka, di warung-warung atau taman kampus, kafe, festival, atau bahkan di bis-bis kota (tanpa menarik bayaran), dimana saja. Sebuah syair terkenal di Amerika Latin berbunyi, "Kalau kita disuruh diam, kita tidak diam, melainkan kita mulai bernyanyi". Ayo suporter sepakbola, juga warga Indonesia yang masih punya nurani, mari kita terus bernyanyi. Apalagi ketika terdengar nyaring panggilan negeri dan hati nurani !
Bambang Haryanto
Sekjen Asosiasi Suporter Sepakbola Indonesia (ASSI)
[ by : Bambang Haryanto ]