19 February 2006
Hasil akhir suatu pertandingan sepakbola memang tak pernah bisa diperkirakan. Keberuntungan dan kemenangan tidak selalu memayungi sebuah tim. Paling tidak hal tersebut yang tergambar dalam pertandingan antara PSS melawan PKT Bontang di Stadion Tridadi (19/2) yang berkesudahan imbang 1-1.
PSS yang beberapa waktu sebelumnya pernah merasakan keberuntungan, saat berhasil meraih angka imbang meski ditekan habis-habisan oleh Persipura, kini harus merasakan sebaliknya. Kerja keras yang dilakukan ternyata tidak dibarengi dengan keberuntungan, sehingga meski unggul sejak awal pertandingan, dan menguasai permainan namun harus puas dengan hasil imbang.
Dalam pertandingan yang disaksikan tak kurang dari 17 ribu pasang mata pendukungnya, PSS langsung menggebrak pertahanan PKT Bontang. Berbeda dengan saat keteteran menghadapi Deltras, di lapangan yang tergenang air tersebut PSS benar-benar mendominasi permainan. Secara umum, meski kedua tim kesulitan mengembangkan permainan, namun pemain-pemain PSS berkali-kali memenangi perebutan bola di semua lini dan mengancam gawang PKT Bontang.
PSS membuka skor melalui Slamet Nurcahyo pada menit ke-14 setelah terjadi kemelut hasil tusukan dari Kapten PSS Muhammad Ansori. Penetrasi Ansori dari sisi kanan pertahanan PKT tak terbendung defender PKT, sehingga dengan leluasa mengirim umpan ke mulut gawang. Sempat ditepis kiper M. Anwar, bola akhirnya bisa dicocor oleh Slamet Nurcahyo menjadi gol.
Beberapa menit kemudian, sebuah tembakan jarak jauh dari lapangan tengah PSS dilihat sebagai umpan oleh Asisten Wasit I sehingga dianggap offside. Padahal tembakan lambung tersebut langsung mengarah ke mulut gawang PKT, dan gagal di tangkap dengan sempurna oleh M.Anwar, kiper PKT. Bola yang memantul ke depan berhasil diburu oleh Andri Yoga dan dilesakkan ke dalam gawang. Namun Asisten Wasit sudah sejak awal mengangkat bendera offside, sehingga menimbulkan protes pemain-pemain PSS.
Tak mau terpengaruh dengan keputusan wasit, PSS terus menekan sepanjang pertandingan. Mantan pelatih PSS yang kini menangani PKT, Suharno tampak berkali-kali menggeleng-gelengkan kepala melihat anak asuhnya kalah dalam perebutan bola. Tiga jatah pergantian pemain pun ia gunakan untuk mendongkrak permainan anak asuhnya.
Namun, Omar Francis dan Komang Mariawan seperti bertemu tembok yang sulit dilewati. Dua penyerang bertubuh tinggi tersebut hampir tak bisa berbuat banyak menghadapi Anderson da Silva dan George Oyebode. Sementara Camara Fode yang berada dari second line dipaksa bekerja keras untuk turun agak ke bawah oleh George Nicolas karena kalahnya gelandang PKT dalam penguasaan bola.
Sementara jika di babak pertama, PSS lebih sering menekan lewat lapangan tengah, maka di babak kedua sayap-sayap PSS merajalela mengirim umpan ke depan gawang PKT. Tak kurang empat kemelut yang hampir menjebol gawang M.Anwar. Namun kiper yang musim lalu memperkuat Persibat Batang ini, tampaknya cukup beruntung karena beberapa kali ia berada di posisi yang tepat saat pemain PSS melepaskan tembakan terakhir. Meski dengan susah payah, dan terkadang tidak sempurna, ia bisa menjinakkan bola yang mengarah ke gawangnya.
Petaka bagi PSS datang pada menit ke-79, saat sebuah umpan lambung dari lini belakang PKT diterima oleh Omar Francis. Lini belakang PSS gagal secara sempurna melakukan jebakan offside, langsung berlari ke belakang untuk membangun blok pertahanan. Namun Omar Francis cukup cerdik dengan tidak melakukan penetrasi, namun mengirim bola pada Hendra Ridwan di lapangan tengah. Hendra kemudian mengarahkan bola ke lapangan yang agak kering di luar kotak penalti PSS. Tak berapa lama kemudain, Camara Fode menyambar si kulit bundar dengan sebuah tembakan melengkung yang menembus pojok gawang PSS yang dijaga Bayu Cahyo.
Gol tersebut membuyarkan raihan nilai maksimal yang sudah di depan mata kubu Elang Jawa. Penonton yang sejak awal diguyur hujan dengan semangat terus mendukung pemain-pemain PSS yang ngotot merancang serangan balasan. Sisa waktu sepuluh menit berhasil dimanfaatkan pemain PSS untuk mengurung pertahanan PKT, dan menciptakan tiga peluang. Sayangnya, gagal menembus jala M. Anwar hingga hasil akhir pertandingan tetap 1-1.
Seusai pertandingan, Pelatih PKT, Suharno, menyatakan bahwa hasil tersebut terbilang cukup baik mengingat kondisi lapangan yang basah dan permainan PSS yang bagus. Namun ia menambahkan bahwa gol dari PSS seharusnya tidak perlu terjadi jika anak asuhnya melakukan instruksinya."Anak-anak tidak menekan Ansori karena ia unggul dalam melepaskan umpan-umpan crossing," ungkapnya.
Secara terpisah, Heri Kiswanto menilai timnya tidak beruntung. "Kami tampil bagus. Anak-anak bermain maksimal hingga pertandingan usai. Hanya kami beberapa kali tidak beruntung," tuturnya. Menanggapi gol timnya yang dianulir oleh wasit Daryanto, Heri bersikap legowo. "Saya menilai gol tersebut cukup bersih karena berasal dari tendangan langsung, namun mungkin wasit memiliki penilian lain karena dia lebih dekat dari kejadian," tambahnya.
[ by : admin ]